MODEL
ANALISIS PENETAPAN HARGA AIR ASIA
DALAM
MENINGKATKAN DAYA SAING
Disusun
Guna Memenuhi Tugas Kuliah Pemasaran Jasa
Oleh :
ANISA ROSDIANA
1101218
PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN
BISNIS
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2012
I.
Kata Pengantar
Pertama-tama kami ingin mengucapkan puji dan syukur
kepada Tuhan yang Maha Esa yang telah memberkati kami sehingga karya tulis ini
dapat diselesaikan. Kami juga ingin mengucapkan terima kasih bagi seluruh pihak
yang telah membantu kami dalam pembuatan karya tulis ini dan berbagai sumber
yang telah kami pakai sebagai data dan fakta pada karya tulis ini.
Kami mengakui bahwa kami adalah manusia yang mempunyai
keterbatasan dalam berbagai hal. Oleh karena itu tidak ada hal yang dapat
diselesaikan dengan sangat sempurna. Begitu pula dengan karya tulis ini yang
telah kami selesaikan. Tidak semua hal dapat kami deskripsikan dengan sempurna
dalam karya tulis ini. Kami melakukannya semaksimal mungkin dengan kemampuan
yang kami miliki. Di mana kami juga memiliki keterbatasan kemampuan. Maka
dari itu seperti yang telah dijelaskan bahwa kami memiliki keterbatasan dan
juga kekurangan, kami bersedia menerima kritik dan saran dari pembaca yang
budiman. Kami akan menerima semua kritik dan saran tersebut sebagai batu
loncatan yang dapat memperbaiki karya tulis kami di masa datang. Sehingga
semoga karya tulis berikutnya dan karya tulis lain dapat diselesaikan dengan
hasil yang lebih baik.
Dengan menyelesaikan karya tulis ini kami mengharapkan
banyak manfaat yang dapat dipetik dan diambil dari karya ini. Semoga dengan
adanya karya tulis ini dapat mengurangi bahkan menghilangkan image mahal di mata
masyarakat dalam menggunakan pesawat terbang.
Dengan adanya
Air Asia semua kalangan bisa menggunakan pesawat sebagai alat transportasi sama
dengan motto Air Asia “Everyone Can Fly”, dengan biaya yang
rendah (Low Cost).
Penulis
Daftar
Isi
Kata pengantar 1
Daftar isi 3
Daftar tabel 4
Daftar Gambar 5
BAB I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang 6
1.2 Identifikasi Masalah 7
BAB II Kajian
Teoritis
2.1 strategi
pemasaran 8
2.2 Definisi
Pemasaran Jasa 9
2.3 Produk/Jasa
2.3.1 Produk 10
2.3.2 Jasa 11
2.4 Harga
2.4.1 Definisi Harga 12
2.5 Dasar –
dasar strategi penetapan harga
2.5.1 Tripod
Penetapan harga 12
2.5.2 Menentukan
tujuan – tujuan penetapan harga 13
2.5.3 Tujuan
yang dapat diraih perusahaan
melalui penetapan harga 14
2.5.4 Elastisitas
harga 15
2.5.5 strategi
nilai untuk penetapan harga 15
2.5.5.1 strategi
penetapan harga untuk mengurangi
Ketidakpastian 16
2.5.5.2 Penetapan harga berdasarkan hubungan 16
2.5.5.3 kepemimpinan biaya rendah 17
2.5.6 Penerapan strategi penetapan harga 17
2.5.7 Mengkomunikasikan harga kepada pasar 17
BAB III
Kajian Teoritis
3.1
Profil perusahaan 18
3.2
Kajian objek riset 18
3.3
Aplikasi penerapan kajian terhadap objek 22
3.3.1 Bagaimana maskapai Air Asia bersaing harga
dengan maskapai lainnya 23
3.4 Solusi pemecahan masalah 25
BAB IV
Penutup
4.1
Kesimpulan 26
4.2
Konklusi 26
Daftar
Tabel
Tabel maskapai termurah di Indonesia 5
Daftar
Gambar
Gambar tripod penetapan harga 11
Bab
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Indonesia merupakan sebuah
Negara yang berada di Asia Tenggara. Negara Indonesia adalah Negara kepulauan
terbesar di dunia. Indonesia memiliki 100.000 pulau yang tersebar di sepanjang
khatulistiwa. Oleh karena itu, transportasi udara sangat dibutuhkan oleh warga
Indonesia. Pada zaman globalisasi seperti sekarang ini penduduk Indonesia
menjadikan transportasi udara menjadi transportasi utama. Semenjak tahun 2000
dilonggarkannya peraturan mengenai penerbangan maskapai banyak maskapai –
maskapai yang menawarkan diri dengan harga yang murah diantanya adalah
Tabel 1.2
Maskapai
termurah di Indonesia
No
|
Nama Maskapai
|
Mulai beroperasi
|
1.
|
Lion Air
|
30 Juni 2000
|
2.
|
Wings Air
|
13 Juni 2003
|
3.
|
Air Asia
|
1 Desember 2005
|
4.
|
Dirgantara Air Service
|
Januari 1991
|
5.
|
Travia Air
|
Data tidak ditemukan
|
6.
|
Mandala Air
|
Juni 2011
|
Sumber
: www.google.com
Persaingan yang terjadi di
industri penerbangan nasional dan internasional adalah dalam hal persaingan
harga bukan perang dalam hal pelayanan atau service terhadap penumpang. Untuk
sekarang ini tiket pesawat tidak jauh dengan harga tiket kereta api.
Menurut Direktur Utama PT
PAS, Soeratman, turunnya tariff mengakibatkan penumpang dari moda angkutan
berbeda pindah ke moda transportasi udara yang menyebabkan lonjakan pesat pada
jumlah penumpang pesawat. Jika ini terjadi dalam waktu singkat akan terjadi
kejenuhan pasar.
Strategi pemasaran dapat
dibahas lebih rinci yang dikaitkan dengan berbagai unsur kepuasan pelanggan
yang dikaitkan dengan pasar, bauran pemasaran, siklus hidup produk, dan dengan
pemasaran internasional. Makalah ini akan membahas tentang strategi pemasaran
jasa yang berkaitan dengan strategi penetapan harga jasa melalui perusahaan Air
Asia (Pricing Strategy for Service). Pada saat pertumbuhan ekonomi dan
pendapatan meningkat faktor non harga menjadi salah satu kunci keberhasilan
dalam penjualan. Dalam pertumbuhan makro ekonomi yang mengakibatkan inflasi,
pertumbuhan penduduk yang lambat, dan semakin maraknya dalam kompetisi, dengan
pertumbuhan makro yang mengakibatkan beberapa faktor maka faktor harga yang
menjadi salah satu problem utama yang harus dihadapi oleh para marketer.
Indonesia
AirAsia (sebelumnya bernama AWAIR; Air Wagon International) adalah sebuah maskapai penerbangan berbiaya rendah yang berbasis diIndonesia. Indonesia AirAsia merupakan lisensi dari
maskapai AirAsia
International, maskapai
penerbangan berbiaya rendah dari Malaysia, di Indonesia. Indonesia
Air Asia merupakan maskapai penerbangan yang terus melakukan pengembangan untuk
memenuhi antusiasme masyarakat terhadap maskapai tersebut dengan konsep Low Cost Carrier (LCC) yang aman dan
nyaman di Indonesia dengan visi Every one
can fly dengan menggunakan Boeing 737-300 Indonesia Air Asia yang berkursi
empuk dan mewah serta lorong yang beralaskan karpet merah.
1.2 Indentifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat diperoleh rumusan masalah
sebagai berikut :
1.
Bagaimana
maskapai Air Asia dapat bersaing dengan maskapai lainnya dan dapat meningkatnya
market share produk?
2.
Bagaimana
gambaran strategi penetapan harga Air Asia?
3.
Bagaimana
implementasi penetapan harga Air Asia?
BAB
II
Kajian
Teoritis
3.1 Strategi
Pemasaran Jasa
Bisnis jasa
merupakan bisnis yang menjual layanan kepada para konsumen yang membutuhkan.
Berbeda dengan bisnis yang menjual barang, bisnis jasamenyediakan produk yang tidak berwujud
dan tidak menyebabkan kepemilikan apapun bagi konsumen yang menggunakannya.
Jika bisnis produk atau barang dapat dimiliki konsumen setelah terjadi
transaksi, bisnis jasa hanya bisa memberikan kualitas pelayanan yang diharapkan
pelanggan setelah mereka melakukan transaksi walaupun tidak dapat
memilikipelayanan tersebut seterusnya.
Dalam menjalankan
bisnis jasa, juga dibutuhkan adanya strategi
pemasaran. Namun sebelum menentukan strategi pemasaran yang akan
digunakan, perlu diperhatikan bahwa strategi pemasaran
jasa berbeda dengan
strategi pemasaran bisnis yang menyediakan produk atau barang. Bisnis jasa
lebih cenderung memberikan pelayanan kepada konsumen dengan berhubungan
langsung, oleh karena itu bisnis jasa mengukur keberhasilan strategi pemasaran
dengan tingkat kepuasan yang diperoleh konsumen. Untuk menghasilkan jasa yang dapat memenuhi kebutuhan pelanggan
dengan optimal.
Strategi pemasaran jasa yang
tepat yaitu :
1. Berikan
pelayanan secara efisien. Dengan memberikan pelayanan yang cepat dan tepat
sesuai dengan harapan konsumen, secara tidak langsung mampu mempengaruhi
konsumen untuk kembali lagi menggunakan jasa yang kita tawarkan. Karena
biasanya konsumen tidak suka jika menunggu terlalu lama pelayanan yang mereka
harapkan.
2. Dalam
menjalankan pemasaran jasa, adanya peran karyawan yang menangani konsumen
dengan baik merupakan daya tarik tersendiri bagi para konsumen. Karena kinerja
karyawan menentukan citra perusahaan jasa.
3. Disamping
itu, tinggi rendahnya harga yang ditawarkan pelaku bisnis jasa sebaiknya di
sesuaikan dengan besar kecilnya manfaat yang diperoleh konsumen dari produk
jasa yang kita tawarkan. Semakin besar manfaat atau nilai yang dirasakan
konsumen, semakin tinggi pula biaya yang harus dikeluarkan konsumen.
4. Gunakan
perkembangan teknologi serta inovasi untuk menghasilkan produk jasa yang mampu
memberikan solusi terbaik bagi para konsumen. Karena semakin canggih teknologi
yang digunakan, semakin cepat pula pelayanan yang diberikan untuk konsumen.
5. Sesuaikan
budaya yang berkembang saat ini. Karena peluang pasar bisnis
jasa juga dipengaruhi dengan budaya yang berkembang saat ini.
3.2 Definisi
Pemasaran Jasa
Jasa yang berbeda dengan good
(produk) karena secara kasat mata tidak dapat dilihat menimbulkan berbagai
permasalahan dalam mengembangkan strategi pemasaran. Seperti yang dikemukakan
oleh Kotler bahwa jasa merupakan setiap tindakan atau kegiatan yang dapat
ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain, pada dasarnya tidak berwujud dan
tidak mengakibatkan kepemilikan apapun. Ada enam karakteristik jasa yang perlu
diperhatikan oleh penyedia jasa yaitu intangibility (tidak nampak),
Perishability (tidak dapat disimpan), Heteroginity (bervariasi), inseparability
(tidak dapat dipisahkan antara produksi dan konsumsi), people based (sangat
tergantung pada kinerja karyawan) dan contact customer (hubungan dengan
konsumen secara langsung).
Karakteristik unik yang dimiliki
oleh jasa memiliki esensi utama yaitu perlunya keterlibatan secara langsung
karyawan dalam delivery process, sehingga karyawan menjadi ujung tombak
keberhasilan jasa. Tetapi dengan perkembangan teknologi ketergantungan terhadap
karyawan dapat dieliminasi dan direct customer contact yang sangat costly dapat
dikurangi. Misalnya: bisnis perbankan pada saat ini menggunakan ATM (Anjungan
Tunai Mandiri) untuk membantu konsumen melakukan self service berbagai
keperluan yang berkaitan dengan keuangan mereka.
Keputusan konsumen memilih atau
membeli jasa sangat tergantung pada bagaimana penyedia jasa dapat
mengidentifikasi faktor-faktor yang berpengaruh dalam setiap tahapan proses
keputusan konsumen. Proses keputusan konsumen tidaklah sesederhana yang
dibayangkan, tetapi melalui berbagai tahapan yang dimulai dari pengenalan
kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian dan
keputusan sesudah pembelian. Perilaku
konsumen dapat dipengaruhi oleh faktor budaya. Penyesuaian terhadap budaya ini
menjadi sangat penting karena munculnya peluang pasar di era globalisasi. Untuk
ini penyedia jasa harus memperhatikan dan mulai melakukan penyesuaian terhadap
perbedaan budaya across border market.
3.3
Produk Jasa
3.3.1
Produk
Produk
adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan
perhatian, dibeli, dipergunakan, atau dikonsumsikan dan yang dapat memuaskan
keinginan dan kebutuhan. Termasuk dalam pengertian produk, yaitu : obyek secara
fisik, pelayanan, orang, tempat, organisasi, gagasan, atau bauran dari semua
wujud diatas.
Lima tingkat atau lingkaran produk
1.
Manfaat inti
(Core Benefit)
Yaitu jasa atau manfaat inti sesungguhnya yang dibeli dan diperoleh
konsumen. Kebutuhan konsumen adalah manfaat.
2.
Manfaat
dasar tambahan (Basic Product)
Artinya pada inti produk tersebut terdapat manfaat bentuk dasar produk atau
mampu memenuhi fungsi dasar produk kebutuhan konsumen adalah fungsional.
3.
Harapan
Produk
Artinya serangkaian kondisi yang diharapkan dan disenangi, dimilki atribut
produk tersebut. Kebutuhan konsumen adalah kelayakan.
4.
Kelebihan
yang dimilki produk (Augmented Product)
Artinya salah satu manfaat dan pelayanan yang dapat membedakan produk
tersebut dengan produk pesaing.
5.
Potensi masa
depan produk (Potential Product)
Artinya bagaimana harapan masa depan produk tersebut apabila terjadi
perubahan dan perkembangan teknologi serta selera konsumen. Kebutuhan konsumen
adalah masa depan produk.
Klasifikasi produk
berdasarkan karakteristik/sifat
1.
Barang tahan
lama (durable goods)
Yaitu barang berwujud yang biasanya bisa bertahan lama dengan banyak sekali
pemakaian.
2.
Barang tidak
tahan lama (non-durable goods)
Yaitu barang berwujud yang biasanya dikonsumsi satu atau beberapa kali.
3.
Jasa (sevice)
Yaitu kegiatan, manfaat atau kepuasan yang ditawarkan untuk dibeli.
Berdasarkan wujud
1.
Barang nyata
atau berwujud (tangible goods)
2.
Barang tidak
nyata atau berwujud (intangible goods)
Berdasarkan tujuan atau pemakaian
1.
Barang
konsumsi (Consumer’s goods)
2.
Barang
industry (Industrial goods)
2.3.2
Jasa
Jasa adalah
setiap kegiatan atau manfaat yang ditawarkan oleh suatu pihak pada pihak lain
dan pada dasarnya tidak berwujud, serta tidak menghasilkan kepemilikan sesuatu.
Proses produksinya mungkin dan mungkin juga tidak dikaitkan dengan suatu produk
fisik.
Ada lima kategori
atau kelompok jasa yang sering ditawarkan, yaitu :
1. Barang
berwujud murni (Pure Tangible Good)
2. Barang
berwujud dengan jasa pelayanan ( Tangible
Good with Accompanying Services)
Yaitu tawaran terdiri atas tawaran barang berwujud yang diikuti satu atau
beberapa jasa untuk meningkatkan daya tarik konsumen.
3. Jasa
Campuran (Hybrid)
Penawaran barang dan jasa dengan proposi yang sama
4. Jasa
pelayanan pokok disertai barang – barang jasa tambahan (major service with accompanying minor goods and service)
5. Jasa murni (pure service)
Tawaran hanya berupa jasa
Konsep
produk jasa harus dilihat sebagai suatu bundle of activities antara produk jasa
inti dan jasa-jasa pendukung, untuk dapat menghasilkan total offering secara optimal,
sehingga dapat memenuhi kebutuhan, keinginan dan harapan konsumen. Dengan
mengembangkan jasa-jasa pendukung suatu produk jasa akan mempunyai keunggulan
bersaing sebagai senjata untuk survive.
Selain itu penyedia
jasa dapat memilih alternatif strategi produk jasa yaitu: melakukan penetrasi
pasar, pengembangan pasar, pengembangan produk jasa dan diverifikasi. Strategi
mana yang dipilih sangat tergantung pada situasi masing-masing perusahaan. Bagi
penyedia jasa yang akan melakukan diversifikasi harus memanfaatkan teknologi
dan melakukan inovasi, sehingga dapat menghasilkan produk jasa yang mampu
memberikan solusi bagi pelanggan.
2.4
Harga
2.4.1
Definisi /
Pengertian Harga (Price)
Harga merupakan
salah satu bagian yang sangat penting dalam pemasaran suatu produk karena harga
adalah satu dari empat bauran pemasaran / marketing mix (4P = product, price,
place, promotion / produk, harga, distribusi, promosi). Harga adalah suatu
nilai tukar dari produk barang maupun jasa yang dinyatakan dalam satuan
moneter.
Harga merupakan
salah satu penentu keberhasilan suatu perusahaan karena harga menentukan
seberapa besar keuntungan yang akan diperoleh perusahaan dari penjualan
produknya baik berupa barang maupun jasa.
Menetapkan harga
terlalu tinggi akan menyebabkan penjualan akan menurun, namun jika harga
terlalu rendah akan mengurangi keuntungan yang dapat diperoleh organisasi
perusahaan.
2.5
Dasar – Dasar Strategi Penetapan
Harga
Dasar dari strategi penetapan harga suatu perusahaan dapat digambarkan
sebagai sebuah tripod, dengan biaya bagi penyedia, persaingan, dan nilai bagi
pelanggan sebagai ketiga kakinya.
Strategi
Penetapan harga
|
Persaingan
Biaya
Nilai bagi pelanggan
Gambar 2.1
Tripod Penetapan
Harga
Sumber : Christhopher
H. Lovelock (2007 : 247)
2.5.1
Tripod Penetapan Harga
Biaya yang perlu ditutupi
suatu perusahaan biasanya membutuhkan harga yang minimum atau batas terendah,
untuk tawaran jasa tertentu, dan nilai persepsi tawaran tersebut bagi pelanggan
menentukan batas maksimum, atau batas tertinggi. Harga yang dikenakan pesaing
untuk jasa yang sama atau pengganti umumnya menentukan dimana letak harga yang
sesungguhnya harus ditetapkan, dalam rentang batas terendah dan tertinggi
tersebut.
1. Penetapan
harga berdasarkan biaya
Harga ditetapkan dalam
kaitannya dengan biaya financial. Perusahaan yang ingin mendapatkan keuntungan
harus menutup semua biaya variable, semi variable, dan tetap dalam memproduksi
dan memasarkan jasa dan kemudian menambahkan marjin yang mencukupi untuk
menghasilkan laba yang memuaskan.
2. Penetapan
harga berdasarkan persaingan
Perusahaan yang memasarkan
jasa yang relative tidak berbeda dari tawaran pesaing harus terus mengawasi
harga yang ditawarkan pesaing dan berupaya untuk menerapkan harga yang sesuai.
3. Penetapan
harga berdasarkan nilai
Harga kadang – kadang
digunakan sebagai alat mengkomunikasikan kualitas dan nilai suatu jasa apabila
pelanggan merasa sulit menilai kemampuan jasa itu sebelumnya.
2.5.2
menentukan tujuan – tujuan penetapan harga
1. Tujuan
yang berorientasi pada pendapatan
Dalam batas tertentu, organisasi yang mencari laba
mencoba memaksimalkan surplus pendapatan terhadap pengeluaran.
2. Tujuan
yang berorientasi pada kapasitas
Perusahaan dengan kapasitas terbatas akan berupaya
menyeimbangkan permintaan dan persediaan untuk memastikan penggunaan optimal
kapasitas produksinya setiap saat.
3. Tujuan
yang berorientasi pada permintaan
Khususnya jasa baru sering mengalami kesulitan menarik
pelanggan. Diskon harga perkenalan dapat digunakan untuk merangsang orang untuk
mencoba menggunakannya, yang kadang – kadang dikombinasikan dengan kegiatan
promosi.
2.5.3
Tujuan yang dapat diraih perusahaan melalui penetapan
harga.
1. Bertahan
hidup (survival)
Pada kondisi tertentu (karena adanya kapasitas yang
menganggur, persaingan yang semakin gencar atau perubahan keinginan konsumen,
atau mungkin juga kesulitan keuangan), maka perusahaan menetapkan harga jualnya
di bawah biaya total produk tersebut atau di bawah harga pasar.
2. Maksimalisasi
laba jangka pendek (maximum current
profit)
Perusahaan merasa yakin bahwa dengan volume penjualan
yang tinggi akan mengakibatkan biaya per unit lebih rendah dan keuntungan lebih
tinggi. Perusahaan menetapkan harga serendah – rendahnya dengan asumsi bahwa
pasar sangat peka terhadap harga. Ini dinamakan “Penentuan harga untuk
menerobos pasar” (market - penetration pricing).
-
Pasar
sangat peka terhadap harga, dan rendahnya harga sangat merangsang pertumbuhan
pasar.
-
Biaya
produksi dari distribusi menurun sejalan dengan bertambahnya produksi.
-
Rendahnya
harga akan melemahkan persaingan.
3. Maksimalisasi hasil
penjualan (maximum current revenue)
Untuk memaksimalisasi hasil penjualan, perusahaan
perlu memahami fungsi fungsi permintaan. Banyak perusahaan berpendapat bahwa
maksimalisasi hasil penjualan itu akan mengantarkan perusahaan memperoleh
maksimalisasi laba dalam jangka panjang dan pertumbuhan bagian pasar.
4. Menyaring
pasar secara maksimum (maximum market
skimming)
Banyak perusahaan menetapkan harga untuk menyaring
pasar (market skimming pricing). Hal
ini dilakukan untuk menarik segmen – segmen baru. Mula – mula dimunculkan ke
pasar produk baru dengan harga tinggi, beberapa lama kemudian dimunculkan pula
produk baru dengan harga yang tinggi, beberapa lama kemudian dimunculkan pula
produk yang sama dengan harga yang lebih rendah (tentu saja disini ada
perbedaannya).
-
Pembeli
dalam jumlah cukup besar dan permintaan jangka pendek tinggi.
-
Biaya
per unit dalam memproduksi jumlah kecil tidak begitu lebih tinggi.
-
Tingginya
harga awal tidak mengurangi munculnya kemungkinan banyak pesaing.
-
Tinggi
rendah memberi kesan mutu produksi tinggi.
6. Menentukan
permintaan (determinant demand)
Penetapan harga jual membawa akibat pada jumlah
permintaan. Pada kurva permintaan in-elastic akan lebih kecil reaksinya jika
dibandingkan dengan kurva permintaan elastic yang lebih besar reaksinya.
Perhatikan gambar berikut ini :
2.5.4
Elastisitas Harga
Konsep elastisitas
menggambarkan seberapa peka permintaan terhadap perubahan harga. Apabila
elastisitas harga berada pada keseimbangan. Penjualan jasa akan naik (atau
turun) dengan presentase yang sama besarnya dengan penurunan (atau kenaikan)
harga. Apabila perubahan kecil dalam harga berdampak besar pada penjualan,
permintaan terhadap produk itu disebut elastis terhadap harga. Tetapi, apabila
perubahan hanya berpengaruh kecil terhadap penualan, permintaan disebut
inelastis terhadap harga. Dalam kurva memperlihatkan kecenderungan permintaan
yang sangat elastis (perubahan kecil pada harga menghasilkan pengaruh besar
pada jumlah permintaan) dan permintaan yang sangat tidak elastis. (walaupun
perubahan harganya besar maka hanya berpengaruh kecil terhadap jumlah
permintaan).
Untuk menentukan reaksi
perubahan harga permintaan itu, maka perlu elastisitas harga dari permintaan (price elacticity of demand) yang
rumusnya adalah sebagai berikut :
Price
elasticity of demand =
Apabila perubahan harga menyebabkan
perubahan permintaan tidak banyak, maka permintaan itu inelastis. Sebaliknya
apabila perubahan harga menyebabkan perubahan permintaan banyak, maka disebut
elastis. Makin kurang elastisitas suatu permintaan, akan semakin besar
keuntungan penjualan bila ia menaikkan harga.
Faktor
yang menyebabkan elastisitas harga terhadap permintaan, diantaranya:
1.
Ada
tidaknya barang substitusi
2.
Perubahan
selera konsumen
2.5.5
Strategi Nilai Untuk Penetapan Harga Jasa
Kunci penetapan harga yang efektif
adalah mengaitkan harga yang dibayar pelanggan dengan nilai yang mereka
dapatkan. Strategi penetapan harga jasa sering tidak berhasil karena tidak
jelas kaitan antara harga dan nilai. Berry dan Yadav menyebutkan tiga strategi
yang berbeda tetapi saling terkait untuk memahami dan mengkomunikasikan nilai
dari suatu jasa adalah pengurangan ketidakpastian, peningkatan hubungan, dan
kepemimpinan biaya rendah.
2.5.5.1 strategi
penetapan harga untuk mengurangi ketidakpastian
Ada
tiga pilihan dalam strategi penetapan harga untuk mengurangi ketidakpastian,
mulai dari jaminan jasa yang memungkinkan pelanggan mendapatkan pengembalian
uang jika mereka sama sekali tidak puas. Apabila dirancang dan dilaksanakan
dengan baik, jaminan jasa dapat menghilangkan banyak resiko yang terkait dengan
pengembalian jasa yang tidak berwujud, khususnya untuk jasa yang kualitas
pengalamannya tinggi, dimana pelanggan dapat dengan mudah menentukan sesudahnya
bahwa jasa tersebut tidak memuaskan.
1. Penetapan
harga berdasarkan manfaat
Penetapan
harga berdasarkan aspek jasa yang langsung memberi manfaat kepada pelanggan.
Pendekatan ini memaksa pemasar jasa meneliti aspek jasa mana yang dihargai dan
tidak dihargai pelanggan.
2. Penetapan
harga bertarif tetap
Menentukan
harga yang tetap untuk semua kondisi sebelum dilakukan penyerahan jasa untuk
menghindari keterkejutan. Pada dasarnya, resiko tersebut dialihkan dari
pelanggan ke pemasok apabila jasa tersebut membutuhkan penyerahan yang lebih
lama atau menghabiskan biaya yang lebih besar daripada yang diperkirakan. Cara
ini juga berfungsi efektif dalam situasi apabila pesaing membuat estimasi yang
rendah untuk memenangkan persaingan tetapi kemudian mengklaim bahwa mereka
hanya melakukan estimasi, bukan membuat komitmen penetapan harga yang pasti.
2.5.5.2 Penetapan
Harga Berdasarkan Hubungan
Apabila
membina dan memelihara hubungan jangka panjang dengan pelanggan merupakan
tujuan utama, strategi penetapan harga dapat memainkan peran penting menurunkan
harga untuk merebut bisnis baru bukanlah pendekatan terbaik jika perusahaan
ingin menarik pelanggan yang akan tetap loyal.
2.5.5.3 kepemimpinan
Biaya Rendah
Jasa
berbiaya rendah akan mengurangi beban keuangan bagi pelanggan dan akan sangat
mungkin menarik bagi pelanggan korporat maupun perorangan yang memiliki
anggaran keuangan yang sangat ketat. Salah satu tantangan untuk pemberian harga
yang rendah adalah menyakinkan pelanggan bahwa mereka tidak boleh menyamakan harga
dengan kualitas.
2.5.6
Penerapan Strategi Penetapan Harga Jasa
Walaupun
keputusan utama dalam penetapan harga biasanya adalah berapa harga yang harus
dikenakan, sebenarnya ada banyak keputusan lain yang juga harus dibuat.
2.5.7
Mengkomunikasikan Harga kepada Pasar Sasaran
Langkah
terakhir adalah memutuskan bagaimana kebijakan harga yang dipilih organisasi
tersebut dapat dikomunikasikan kepada pasar sasaran. Orang perlu mengetahui
harga beberapa tawaran produk dengan baik jauh sebelum membeli, mereka juga
ingin mengetahui bagaimana, di mana, dan kapan harga tersebut dibayar.
Informasi ini harus disampaikan dengan cara – cara yang cerdas dan tidak membingungkan
sehingga pelanggan tidak akan disesatkan dan mempertanyakan standar etika
perusahaan tersebut.
BAB III
Pembahasan Masalah
3.1 Profil
Perusahaan
Sekilas mengenai Air Asia, pada
awalnya maskapai penerbangan ini dimiliki oleh Pemerintah Malaysia dibawah nama
DRB-HICOM. Namun karena manajemen dan kegiatan operasional yang tidak efisien
maka maskapai tersebut mengalami kerugian yang sangat besar, sehingga mengalami
kebangkrutan. Keinginan Pemerintah Malaysia untuk menutup kegiatan operasional
Air Asia, disambut oleh seorang eksekutif ternama dari perusahaan Time Warner,
yaitu Datuk Tony Fernandes, melihat hal tersebut ia jadikan suatu peluang untuk
menghidupkan dan memperbaiki kembali manajemen Air Asia. Lalu dia membeli saham
Air Asia dari Pemerintah Malaysia pada 2 Desember 2001. Sesuai namanya, saham
maskapai ini tidak hanya dimiliki oleh Malaysia saja, namun dimiliki juga oleh
Singapura, Thailand, dan
Indonesia. Untuk di Indonesia, maskapai penerbangan ini berafiliasi dengan
maskapai penerbangan AWAIR(Air Wagon International) adalah
sebuah maskapai penerbanganberbiaya rendah yang berbasis di Indonesia. Seiring
perjalanannya AWAIR pun berganti nama menjadi PT Indonesia Air Asia.
3.2 Kajian Objek Riset
Datuk Tony
Fernandes menandai sejarah baru penerbangan komersial
dengan meluncurkan Air Asia Berhad di
Malaysia. Air Asia adalah armada penerbangan berbiaya rendah (low
cost airline) pertama di Asia. Dengan tagline "Now
Everyone Can Fly", Air Asia melayani kota-kota utama di 11 negara
Asia. Langkah Tony ini meniru Southwest Airlines (Amerika
Serikat).
Saat
proposal konsep penerbangan murah diajukan kepada Perdana Menteri Malaysia,
waktu itu Dr. Mahathir Mohamad, beliau mendukung, tetapi syaratnya harus
mengakuisisi maskapai yang ada, karena ijin baru telah ditutup. Ini merupakan
tanta ngan awal.
Namun
tidak berapa lama Tony dapat kabar bahwa Asia Air yang awalnya milik seorang
bangsawan kaya Malaysia sedang menuju kebangkrutan, akan
dijual. Maka, dengan hanya 1 Ringgit Malaysia (Rp 2500) maskapai itu dibeli.
Untuk itu dia dapat dua pesawat Boeing 737-300, tapi harus menanggung hutangnya
yang hampir Rp 100 milyar. Konsep
penerbangan murahnya ternyata berhasil. Dalam waktu tujuh bulan (Desember 2002)
dia sudah memperoleh pemasukan Rp 282,5 milyar, membukukan keuntungan Rp 48,5
milyar, dengan 1,1 juta penumpang.
Tantangan sukses dari Air
asia yang
menghadang
di depan adalah persaingan dengan Malaysia Air Service (MAS), maskapai milik
pemerintah Malaysia , seperti Garuda di Indonesia. Untuk itu Tony
memilih untuk membuka rute penerbangan regional, keThailand dan Indonesia
. Dan ini tantangan yang tidak mudah. Berbagai strategi dan cara dia tempuh
hingga akhirnya berhasil. Ini terjadi setelah dia mendirikan perusahaan Air
Asia Thailand, yang sebagian sahamnya dimiliki oleh Thaksin, Perdana
Menteri Thailand saat itu.
Untuk
masuk ke Indonesia Air Asia ‘beruntung,’ karena saat itu ada Awair
yang kebetulan diambang kebangkrutan. Tony membelinya sebagai ‘pintu masuk’
keIndonesia . Dengan demikian maka tercapailah tujuannya menjadi maskapai
penerbangan murah skala regional. Tapi itu belum komplit tentunya sebelum Air
Asia bisa masuk Singapura, hub internasional di wilayah ini.
Sebelum
masuk ke Singapura, Tony masih harus memantapkan posisinya
di Malaysiasendiri. Sebagai maskapai penerbangan murah (LCC)
efisiensi adalah hal pokok. Karena itu Air Asia perlu punya lapangan
terbang sendiri yang biaya operasinya juga murah. Tony berencana membangun
bandara Subang yang letaknya tak jauh dari Kuala Lumpur . Tapi keinginan ini
langsung ditentang oleh pengelola dan serikat pekerja Kuala Lumpur
International Airport (KLIA), karena akan mengancam cita-cita KLIA menjadi
pusat (hub) regional, bersaing dengan Changi Airport, Singapura. Setelah
melalui perjuangan yang alot dengan Kementerian Perhubungan, akhirnya Air Asia
mendapat terminal khusus di KLIA. Walau kurang happy, karena kepadatan jadwal
penerbangan membuat banyak waktu pesawat menunggu, yang berarti pemborosan
bahan bakar. Tapi apa boleh buat.
Persaingan
atau kadang konflik dengan MAS tak dapat dihindarkan. Bisa diperkirakan MAS
pasti cemburu dengan kehadiran pesaing. Walaupun Tony berkali-kali
menyatakan bahwa pangsa pasarnya berbeda, karena dia fokus pada kelas yang
sebelumnya tidak membayangkan dirinya naik pesawat terbang. Maka tatkala MAS
juga membuka penerbangan murah, dia teriak. Dia menyatakan itu tidak fair,
karena MAS kan mendapat subsidi pemerintah.
Tapi
perjuangan yang paling seru adalah bagaimana Air Asia bisa masuk
Singapura. Ini adalah perjuangan panjang yang akhirnya dimenangkannya.
Walau faktor eksternal turut mendukung, terutama dengan masuknya saham Temasek,
perusahaan holding milik pemerintah Singapura, ke Air Asia Thailand,
setelah Thaksin runtuh.
Kiat
sederhana saja, yang entah kenapa hanya Air Asia yang melakukan, atau yang
pertama. Yaitu, menjual kursi yang menurut statistik rute dan waktunya, memang
tidak kemungkinan besar kosong. Jadi kalau tidak dijual murah juga kosong. Lha
kenapa tidak dijual murah via internet, sebagai sarana promosi.
Pola
Beroperasi
Kegiatan
operasional AirAsia mengikuti pola operasi sebagai berikut :
a. Harga
hemat, tanpa embel embel
Harga
AirAsia selalu lebih rendah dibandingkan maskapai lainnya. Layanan jasa seperti
ini sangat cocok bagi penumpang yang hanya ingin terbang tanpa memikirkan service lainnya seperti makanan,
tanpa layanan airport lounge, tanpa mengikuti program loyalty
frequent flyer miles. Semua ini lebih baik di tukar dengan harga kursi yang
80% jauh lebih murah dibandingkan dengan mengikutsertakan layanan
layanan tersebut.
Tidak
memberikan makanan atau minuman. Namun AirAsia mempunyai 'Snack Attack', yang
menyajikan berbagai macam pilihan lezat untuk makanan dan minuman dengan harga
yang terjangkau dan hanya untuk para tamu AirAsia. Tamu dapat membelinya di
dalam pesawat.
b. Frekuensi
Terbang Tinggi
Frekuensi
terbang AirAsia yang tinggi bertujuan untuk kenyamanan para tamu. Maskapai
inimempraktekkan pola 25 menit untuk tinggal landas, dimana merupakan yang
paling cepat di Asia, sehingga menghasilkan utilisasi pesawat yang tinggi,
biaya makin rendah dan produktivitas staf/maskapai yang makin meningkat.
c. Untuk
Kenyamanan Tamu
AirAsia
berkomitmen untuk memberikan pelayanan yang nyaman untuk membuat perjalanan
lebih mudah. Tamu dapat melakukan pembelian dengan kenyamanan berikut :
1. Call
Center (Pusat Layanan Telepon) - Berdiri pada
bulan februari 2004, Call Center AirAsia berlokasi di Halim Perdana Kusuma
dengan 60 layanan sambungan telepon untuk kenyamanan para tamu dalam membeli
penerbangan.
- Terbang tanpa tiket -
Diluncurkan pada tanggal 18 April 2002, konsep ini melengkapi layanan
pembelian dari Internet booking AirAsia dan layanan Call Center dengan
menyediakan alternatif murah biaya dari tiket cetak asli. Tamu tidak lagi
perlu repot repot untuk mengambil tiket!
- Beli lewat Internet -
sebagai maskapai pertama yang memperkenalkan layanan ini di Asia, AirAsia
menawarkan cara baru yang nyaman dalam membeli kursi AirAsia melalui
website www.airasia.com.Tidak perlu
telepon, tidak perlu antri. www.airasia.com di
luncurkan pada tanggal 10 Mei 2002, dan sekarang tersedia dalam 6 bahasa
- English, Bahasa Malaysia, Mandarin, Thai dan Bahasa Indonesia.
- Reservasi dan kantor
penjualan - Tersedia di bandara dan di kota
untuk kenyamanan bagi tamu yang ingin datang langsung.
- Travel agent resmi -
AirAsia juga memperkenalkan layanan online B2B kepada travel agent. Fitur
berbasis internet dengan informasi ketersediaan kursi secara real time
yang pertama di Asia. Travel agent dapat melakukan pembayaran secara
virtual melalui kartu kredit.
- Layanan pelanggan untuk lebih baik
- AirAsia secara terus menerus cari
mencari cara untuk melayani lebih baik dan memberikan penghematan lebih
lagi kepada tamu nya.
d. Keamanan
yang utama
AirAsia
(PT. IAA) melakukan pemeriksaan rutin pesawatnya di hangar Garuda Maintenance
Facilities (GMF). Kegiatan in merupakan komitmen kepada masyarakat bahwa
Indonesia AirAsia selalu patuh pada ketentuan keselamatan penerbangan.
Saat
ini GMF sudah memiliki approval EASA (sertifikasi dari authority Eropa) dan FAA
(sertifikasi dari authority Amerika) yang berarti kualitas perawatan pesawat di
GMF sudah diakui oleh dunia internasional
e. Optimalisasi
biaya
AirAsia
berusaha keras untuk memaksimalkan keuntungan melalui harga hematnya dengan
layanan berkualitas. Maskapai berusaha mengoptimalisasi biaya dengan cara
tinggal landas dalam waktu yang singkat, tidak memberikan layanan embel embel
seperti makanan dan minuman, menggunakan satu tipe pesawat untuk menghemat
biaya pelatihan, dan semua ini penghematan ini dikembalikan kepada pelanggan
dengan memberikan harga yang sangat hemat.
Konsep AirAsia adalah penerbangan yang berbiaya rendah ( low
cost ) dengan mengurangi hal-hal yang meningkatkan biaya seperti :
1. Tiket dipesan melalui internet atau dibeli ke counter dengan bentuk tiket
selembar kertas. Hal ini dilakukan untuk mengurangi pemborosan yang selama ini
dilakukan, dimana tiket menggunakan kertas yang bagus dan jumlah lembarannya
hampir 5 lembar. Dengan tiket selembar kertas, maka pemborosan biaya dapat
dilakukan.
- Mengurangi biaya dengan tidak menyediakan menu makanan
atau minuman bagi penerbangan yang membutuhkan waktu paling lama 2 jam.
Dengan pengurangan penyediaan makanan, diharapkan dapat mengurangi biaya
yang di bebankan kepada penumpang.
- Mengurangi penerbangan dari satu daerah ke daerah
atau dari satu negara ke negara lain menggunakan transit. Kalau setiap
penerbangan transit, maka biaya pemakaian airport akan di bebankan sangat
besar. Untuk itu, mereka berusaha setiap penerbangan tidak ada transit dan
langsung ke tempat tujuan.
- Counter tiket pesawat sangat sedikit dan biasanya
pesanan tiket melalui media internet. Hal ini dilakukan agar sedikit
mempergunakan tenaga kerja seperti ticketing dan penjaga counter, sehingga
pembebanan biaya tenaga kerja dapat diminimalkan.
3.3 Aplikasi
penerapan kajian terhadap objek
3.3.1
Bagaimana
maskapai Air Asia dapat bersaing harga dengan maskapai lain dan menjadi titik
tolak meningkatnya market share produk.
AirAsia bukan kisah sukses
biasa. Dari nol, low-cost carrier asal Malaysia itu sekarang siap go global.
Sekarang AirAsia telah memiliki 52 pesawat, mengoperasikan sekitar 2.500
penerbangan per minggu, dan mengangkut lebih dari 30 juta penumpang. Jumlah
penumpang mereka per tahun disebut telah menyalip angka yang diraih Singapore
Airlines. Padahal, dalam lima tahun terakhir, mereka harus menghadapi
tantangan-tantangan berat, seperti aturan pemerintah (yang melindungi airline
milik pemerintah), tsunami, rekor tinggi harga bahan bakar, sampai penyakit
SARS.
Rahasia sukses itu ada pada
kehebatan AirAsia menekan cost, yang kemudian terus menekan harga tiket.
Usai acara di Sirkuit Sepang,
Jawa Pos diajak mengunjungi berbagai fasilitas yang dimiliki maskapai
penerbangan itu di sekitar Low-Cost Carrier Terminal-Kuala Lumpur International
Airport (LCCT-KLIA) –sekitar sepuluh menit naik mobil dari sirkuit. Kalau naik
AirAsia ke Malaysia, kita memang tidak mendarat di bandara utama KLIA yang
mewah dan megah. Kita mendarat di Terminal LCC yang jauh lebih sederhana.
Perbandingan mudahnya, Terminal LCC itu mirip dengan Bandara Juanda lama di Surabaya.
Air conditioning-nya tidak memadai, ruang tunggu menjadi satu, dan tidak ada
belalai yang menghubungkan pesawat dengan terminal. Turun dari pesawat,
penumpang berjalan kaki ke terminal. Begitu sebaliknya.
Terminal
sederhana itu dibuka pada Maret 2006 dengan kapasitas 10 juta penumpang per
tahun. Sekarang sudah hampir overcapacity sehingga benar-benar terasa seperti
Bandara Juanda lama di Surabaya. Dalam waktu dekat, mungkin Terminal LCC bakal
di-upgrade untuk meng-handle 15 juta penumpang per tahun.
Tidak
jauh dari terminal itu, maskapai penerbangan tersebut juga memiliki AirAsia
Academy. Untuk memenuhi kebutuhan pilot yang terus berkembang, maskapai
penerbangan itu memang menangani sendiri pelatihan para pilot. Di fasilitas
tersebut terlihat empat unit simulator. Soal pengembangan AirAsia sebagai
global brand, Fernandes menyatakan terinspirasi dari kiprah Coca-Cola. Merek
soft drink itu ada di mana-mana di dunia. Dan, Fernandes ingin mencapai sukses
yang sama. Sekarang di Asia, tidak lama lagi global. Untuk penerbangan lebih
jauh, mereka menyiapkan AirAsia X yang diluncurkan Januari lalu. Rencananya,
unit baru ini mulai beroperasi pada 2008 dan melayani penerbangan di kawasan
Tiongkok, India, Eropa, Australia, dan Timur Tengah.
Fernandes
menegaskan, saat ini low-cost carrier sudah tak boleh diremehkan. ’’Semua
perusahaan memiliki kesempatan yang sama
Untuk
perbandingan dengan lion air yang mungkin telah lebih cepat masuk ke pasar, Harga kedua penerbangan ini ‘beti’ (beda
tipis). Lion Air sedikit lebih mahal, bahkan pada kelas promo,
namun dengan bagasi lebih leluasa, 25 kg. Air Asia sedikit lebih
murah, dengan bagasi pilihan 15, 20 atau 25 kg, dan tambahan biaya untuk
pilihan tersebut (dengan keseluruhan hasil tetap lebih murah). Bagi
yang tak mau report dengan urusan hitung-hitung per-bagasi-an, saya pikir Lion
Air adalah pilihan menarik. Sampai di sini, saya pikir harga bukanlah
faktor differensiator dalam kasus ini, kecuali bagi pelanggan yang
berprinsip saving for every penny.
Air Asia
menonjolkan ini, dengan no fuel surcharge, dan betapa
bangganya Tony Fernandes mengatakan kantornya adalah yang terkecil (dan tentu
terhemat) di antara seluruhairlines di dunia. Ia juga memilih
pesawat berusia karena start-up costnya lebih murah, investor
obligation juga lebih rendah. Air Asia nampaknya lebih lihai dan
berhasil mendongkrak wallet share penumpangnya.
Indikator Rp Customer Spending dalam pesawat memang
merupakan salah satu KPI yang di-exercise dengan
baik oleh Lion Air dan Air Asia.
legenda
David vs Goliath? Kisah yang sangat terkenal ini terdapat baik pada Kitab Injil
maupun dalam Al Quran. Kalau dalam Al Quran, nama tokohnya masing-masing adalah
Daud dan Jalut.
Dikisahkan
bahwa David, seorang pemuda penggembala yang bertubuh kecil serta hanya
bersenjatakan ketapel dan batu, berhasil membunuh Goliath, seorang raja
berbadan tinggi besar yang memakai baju besi serta bersenjata lengkap. Setelah
berhasil mengalahkan Goliath, David pun kemudian dipilih menjadi raja oleh
rakyatnya.
Kisah ini menunjukkan bahwa
kecerdikan lebih penting daripada kekuatan fisik. Bagi saya, kisah ini mirip
dengan apa yang terjadi antara AirAsia dan Malaysia Airlines (MAS). AirAsia
layaknya David yang menantang sang Goliath, MAS.
Bagaimana
tidak. Dibanding MAS yang didirikan tahun 1947, AirAsia tergolong maskapai
penerbangan baru. Walaupun sebenarnya sudah didirikan sejak tahun 1993, AirAsia
bisa dibilang baru benar-benar lahir sejak Desember 2001. Ketika itu, Tony
Fernandes lewat perusahaan Tune Air Sdn Bhd-nya membeli AirAsia dari pemilik
lama, DRB-Hicom, sebuah konglomerasi yang dimiliki oleh Pemerintah Malaysia, senilai
hanya 1 ringgit Malaysia
Ini bisa
terjadi karena AirAsia saat itu memiliki utang yang luar biasa besarnya.
Fernandes kemudian berhasil melakukan corporate turnaround dan membuat AirAsia
mulai meraup keuntungan sejak tahun 2002.
Strategi
utama yang dibuat Fernandes adalah dengan menentukan positioning AirAsia
sebagai low fares airlines. Ketika di-relaunch, AirAsia langsung menyodorkan
tarif promosi sebesar 1 ringgit Malaysia!
AirAsia
juga memelopori penggunaan internet sebagai channel. Ini jelas dapat menekan
biaya karena berarti AirAsia tidak perlu mengeluarkan komisi untuk travel
agent.
Iklan-iklannya juga bersifat langsung, hanya menampilkan rute penerbangan beserta tarifnya yang murah; dan konsisten dengan warna merah sebagai warna korporatnya. Untuk memperkuat mereknya, AirAsia pun tidak segan-segan mensponsori klub sepak bola Manchester United dan tim Formula Satu AT&T Williams.
Iklan-iklannya juga bersifat langsung, hanya menampilkan rute penerbangan beserta tarifnya yang murah; dan konsisten dengan warna merah sebagai warna korporatnya. Untuk memperkuat mereknya, AirAsia pun tidak segan-segan mensponsori klub sepak bola Manchester United dan tim Formula Satu AT&T Williams.
Kisah AirAsia vs MAS ini memang
sangat menarik karena walaupun MAS tidak mati seperti Goliath, ia harus
mati-matian melawan “David” (AirAsia). Kalau AirAsia adalah simbol horisontal
karena bisa berkembang berkat dukungan masyarakat, maka MAS merupakan simbol vertikal.
Walaupun rugi cukup lama, namun MAS bisa tetap survive karena dibantu
Pemerintah Malaysia.
3.3.2
Tinjauan strategi penetapan harga Air Asia dalam
konteks pemasaran jasa.
Strategi Air Asia dalam menciptakan pasarnya di Asia khususnya di
Indonesia, Air Asia dengan sangat cermat melakukan penetrasi harga yang sangat
murah dan berbeda dengan maskapai penerbangan lainnya, belum lagi dengan promo-promo
yang mereka tawarkan. Dengan strategi low cost Air Asia bisa mendapat sambutan yang positif dan
antusiasme yang tinggi dari target audience.
Berlibur pun kini dipandang sudah menjadi suatu keharusan bagi sebagian
orang setelah melihat murahnya harga tiket penerbangan yang ditawarkan Air
Asia. Di masa mendatang bukan tak mungkin maskapai penerbangan ini akan tumbuh
dan berkembang pesat.
3.4 Solusi
Pemecahan Masalah
Dengan menambahkan fasilitas – fasilitas
dan pelayanan baru yang bisa menyamai dengan kompetitornya dengan tetap
mempertahankan low cost agar bisa digunakan oleh semua kalangan sesuai dengan ciri
dari Air Asia “Now Everyone Can Fly”.
BAB
IV
Penutup
4.1 Kesimpulan
1.
Perbandingan
harga Air Asia dengan maskapai lain atau Lion air, kedua penerbangan ini beti
(beda tipis). ). Lion Air sedikit lebih mahal,
bahkan pada kelas promo, namun dengan bagasi lebih leluasa, 25
kg. Air Asia sedikit lebih murah, dengan bagasi pilihan 15, 20 atau
25 kg, dan tambahan biaya untuk pilihan tersebut (dengan keseluruhan hasil
tetap lebih murah). Bagi yang tak mau report dengan urusan
hitung-hitung per-bagasi-an, Lion Air adalah pilihan menarik. Harga bukanlah faktor differensiator
dalam kasus ini, kecuali bagi pelanggan yang berprinsip saving for
every penny.
2.
Strategi Air Asia dalam menciptakan pasarnya di Asia khususnya
di Indonesia, Air Asia dengan sangat cermat melakukan penetrasi harga yang
sangat murah dan berbeda dengan maskapai penerbangan lainnya, belum lagi dengan
promo-promo yang mereka tawarkan. Dengan strategi low cost Air Asia bisa mendapat sambutan yang positif dan
antusiasme yang tinggi dari target
audience. Di masa mendatang bukan tak mungkin maskapai
penerbangan ini akan tumbuh dan berkembang pesat.
3.
Air Asia kini memiliki pelanggan setia
yang kebanyakan kalangan muda, untuk saat ini dampak tersebut memang kurang
signifikan, namun dimasa mendatang kebiasaan berlibur dengan menggunakan Air Asia akan terpatri dalam pikiran
penggunanya. Dengan tiket promo yang murah yang ditawarkan Air Asia, berlibur
dapat menjadi suatu kebiasaan dan hal tersebut dapat menguntungkan Air Asia
yang sejak awalnya memiliki image berlibur murah dengan tagline “Now
Everyone Can Fly”. Air Asia dapat secara perlahan menambah dan meluaskan pangsa
pasarnya, namun dengan perlahan menaikkan harga tiketnya sedikit demi sedikit
mungkin tidak akan disadari dan berpengaruh bagi pengguna Air Asia karena aspek
psikologis penggunanya telah terserang oleh image yang telah dibangun Air Asia sejak
awalnya.
4.2 Konklusi
Menambahkan fasilitas – fasilitas dan
pelayanan yang lain dengan tetap mempertahankan strategi low cost. Tiket promo Air Asia jam penerbangan pada siang hari
tidak pada malam hari. Dalam persaingan dengan maskapai lain Air asia tetap
mempertahankan strateginya dengan menggunakan strategi low cost.
Daftar
Pustaka
Saladin, Djaslim, 2007. Intisari pemasaran &
unsure – unsure pemasaran. Linda Karya. Bandung
Saladin, Djaslim. 2007. Manajemen Pemasaran. Linda
Karya. Bandung
Lovelock &wright. 2007. Manajemen Pemasaran Jasa.
PT.Indeks. Jakarta
analisis penetapan harga Air Asia
BalasHapusPerbandingan harga Air Asia dengan maskapai lain atau Lion air, kedua penerbangan ini beti (beda tipis). ). Lion Air sedikit lebih mahal, bahkan pada kelas promo, namun dengan bagasi lebih leluasa, 25 kg. Air Asia sedikit lebih murah, dengan bagasi pilihan 15, 20 atau 25 kg, dan tambahan biaya untuk pilihan tersebut (dengan keseluruhan hasil tetap lebih murah). Bagi yang tak mau report dengan urusan hitung-hitung per-bagasi-an, Lion Air adalah pilihan menarik. Harga bukanlah faktor differensiator dalam kasus ini, kecuali bagi pelanggan yang berprinsip saving for every penny.
Strategi Air Asia dalam menciptakan pasarnya di Asia khususnya di Indonesia, Air Asia dengan sangat cermat melakukan penetrasi harga yang sangat murah dan berbeda dengan maskapai penerbangan lainnya, belum lagi dengan promo-promo yang mereka tawarkan. Dengan strategi low cost Air Asia bisa mendapat sambutan yang positif dan antusiasme yang tinggi dari target audience. Di masa mendatang bukan tak mungkin maskapai penerbangan ini akan tumbuh dan berkembang pesat.
Air Asia kini memiliki pelanggan setia yang kebanyakan kalangan muda, untuk saat ini dampak tersebut memang kurang signifikan, namun dimasa mendatang kebiasaan berlibur dengan menggunakan Air Asia akan terpatri dalam pikiran penggunanya. Dengan tiket promo yang murah yang ditawarkan Air Asia, berlibur dapat menjadi suatu kebiasaan dan hal tersebut dapat menguntungkan Air Asia yang sejak awalnya memiliki image berlibur murah dengan tagline “Now Everyone Can Fly”. Air Asia dapat secara perlahan menambah dan meluaskan pangsa pasarnya, namun dengan perlahan menaikkan harga tiketnya sedikit demi sedikit mungkin tidak akan disadari dan berpengaruh bagi pengguna Air Asia karena aspek psikologis penggunanya telah terserang oleh image yang telah dibangun Air Asia sejak awalnya.